
HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL- Masyarakat Tangsel bercorak majemuk menjadi tantangan tersendiri dalam wadah kerukunan umat beragama. Maka Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel gencar mengadakan Kajian Lintas Agama (KLA), Rabu (23/10/2024).
KLA program rutin bulanan FKUB Kota Tangsel sebagai forum resmi yang dihadiri seluruh perwakilan agama. Masing-masing majelis agama silih berganti membedah tentang ajarah dan keyakinan mereka. Kali ini sebagai pembahasan dari agama Hindu.
Ketua FKUB Tangsel DR. H. Fachruddin Zuhri, Drs. M.Si. menyampaikan KLA hadir untuk menyemai rasa saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain antar umat beragama. Maka akidah sesungguhnya tidak mencampur adukan keyakinan dengan ajaran agama lain, tapi taat dan patuh terhadap ajaran agama yang diyakini benar dan membawa keselamatan baik untuk diri sendiri serta seluruh alam semesta ini.
“Ini yang kemudian kami di FKUB senantiasa menyelenggarakan kajian setiap bulan sekali. Tujuannya supaya saling mengormati dan memahami batasan-batasannya,” ujarnya.

Termasuk ia memberikan contoh soal penelitian
calon doktor dari STT IKAT Jakarta, Herry Hans Pasaribu yang ikut hadir dalam kajian ini dengan mengajak kepada lima responden dari Islam dan lima responden dari Kristen. Kajian dan penelitian semacam ini sebagai upaya untuk menekan friksi-friksi yang kemungkinan terjadi gesekan di tengah masyarakat.
“Jadi bagi penggiat pluralisme di belahan bumi manapun, penelitian dan kajian terus menerus dilakukan. Tidak pernah padam. Memahami sesungguhnya perbedaan itu adalah Rahmat bagi alam semesta ini,” tambah ia.
Maka sebagai pengurus FKUB memiliki posisi yang cukup strategis dalam membuat suasana keagamaan di tengah masyarakat sejuk atau sebaliknya. Sebagai lembaga plat merah, sudah sepatutnya menjadi corong pemersatu. Jangan sampai terjadi polemik yang berdampak pada buruknya sosial masyarakat secara luas.
“Hadirin kita semua memiliki potensi dan kompetensi yang dapat diibaratkan pisau bermata dua, bisa dipakai untuk kemaslahatan umat atau sebaliknya,” ia mengingatkan.
Maka harap berhati-hati bagi seluruh pengurus FKUB Kota Tangsel, berdiri di tengah masyarakat yang cukup majemuk baik dari suku, budaya dan agama. Itu menjadi tantangan besar dan jangan dianggap remeh. Jika tidak hati-hati bisa jadi banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan celah ini.
“Mari kita sadari sepenuhnya potensi dan kompetensi tersebut, kemudian kita niatkan untuk memaksimalkan kemanfaatan potensi dan kompetensi kita masing-masing untuk membantu Pemerintahan Tangsel mewujudkan masyarakat semakin Cerdas, Semakin Modern, dan Semakin Religius,” tambah ia.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Tangsel Ketut Suada, menjelaskan kegiatan rutin FKUB seperti KLA sebagai upaya membangun dan memelihara kerukunan umat beragama. Ini satu kegiatan yang sangat positif.
“Kegiatan semacam ini menurut kami penting dan bermanfaat, dimana kami dari enam Majelis Agama yang berbeda dipertemukan dalam rumah besar umat beragama FKUB, telah memungkinkan kami dapat saling mengenal satu sama lain,” ucapnya.
Sebagai pemateri hadir dari Pure Parahiyangan Jagad Guru (PJG) Rawa Mekar Jaya Serpong, I Made Supantana, moderator H Syamsudin Dasan serta hadir Sekretaris FKUB KH. Ahmad Sopiyan Mastas. Hadir kandidat Doktor dari STT IKAT Jakarta, Herry Hans Pasaribu. (din).