HARIANRAKYAT.ID, KOTA TANGSEL-Upaya merawat kemajemukan, FKUB Kota Tangsel mengadakan sosialisasi lintas sektoral, dengan tema ”Melalui Sosialisasi FKUB, Kita Tingkatkan Kebersamaan dan Kerukunan Sesama Anak Bangsa”. Berlangsung di salah satu resto bilangan BSD, Serpong Kota Tangsel, Senin (25/9/2023).Ketua Panitia Dr H Masruri, melibatkan tiga pilar, ASN, TNI dan Polri serta tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan pemuka agama se Kota Tangsel. Sedikitnya ada 80 peserta hadir dalam sosialisasi ini.
Nampak hadir Danramil Pondok Aren Mayor Arm. Sidik Abrianta, Danramil Ciputat Mayor Inf. Tarsan, Danramil Pamulang Mayor CBH Sutisna diwakili Sertu Arman Simangunsong. Sementara dari unsur Polri, Kapolsek Ciputat Kompol Agung
Asda Satu Kota Tangsel, Dadang Raharja menyampaikan keberadaan FKUB sangat strategis dalam memelihara kerukunan. Bahwa kemampuan meminimalisir konflik haruslah menjadi salah satu kompetensi personil pengurus harian FKUB.
“Untuk itu diperlukan sinergitas yang intensif antara pengurus harian FKUB dengan pemerintah dan dengan berbagai unsur masyarakat. Dan sejauh ini kami melihat FKUB sudah memberikan kontribusinya cukup baik,” ucap Dadang.
Tentu, banyak cara yang dapat dilakukan, dalam memelihara kerukunan umat beragama. Salah satunya dengan cara mempertemukan berbagai unsur masyarakat seperti hari ini sangat baik.
“FKUB memang harus kreatif menciptakan ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial secara alami satu sama lainnya,” tambah ia.
Sementara itu, Kepala Kemenag Tangsel KH. Dedi Mahfudin, memaparkan soal keberadaan FKUB dalam ruang publik dan dalam dunia maya. Menurutnya telah berperan dengan optimal.
“Saya anggap sudah menjawab tekad Ketua FKUB, membawa FKUB terus terdengar, terus terlihat dan terus terasa keberadaannya. Secara intens saya monitor berbagai informasi yang ada dalam group whatsapp komunitas tertentu. Informasi yang disampaikan FKUB konsisten dengan tupoksinya,” ucapnya sebagai narasumber di dampingi Moderator Dr H Edi Amin.
Adapun Ketua FKUB Dr. H. Fachruddin Zuhri mengatakan pengalaman empat tahun terakhir selaku ketua menjadi modal yang sangat berharga. Bagaimana di lapangan mampu membaca dan berupaya meminimalisir potensi konflik.
“Dengan demikian kian disadari bahwa betapa pentingnya membangun komunikasi dari hati ke hati secara apa adanya dan adaptif,” tutupnya. (din).